Jenis Dan Penyebab Keputihan

A.Jenis dan penyebab

cairan yang keluar tersebut harus dibedakan antara cairan/ lendir normal dan cairan/ lendir tidak normal, berikut perbedaannya...

>> cairan/ lendir normal
di daerah sekitar mulut vagina, vagina dan mulut rhim dilengkapi dengan sel-sel dan kelenjar yang menghasilkan lendir. lendit ini secara alami diperlukan sebagai pelumas. dalam keadaan normal, lendir ini bewarna jernih, tidak berbau, tidak gatal/ pedih. produksinya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor hormonal, rangsangan birahi, kelelahan fisik dan kejiwaan serta adanya benda asing dlam organ reproduksi.

>> cairan/ lendir tidak normal
cairan ini disebut dengan keputihan. dengan ciri-ciri jumlahnya banyak, warnanaya putih seperti susu basi, kuning atau kehijauan, disertai rasa gatal atau pedih, terkadang berbau amis atu busuk. keputihan menjadi salah satu tanda atau gejala adanya kelainan pada organ reproduksi wanita. kelainan tersebut dapat berupa infeksi, polip leher rahim, keganasan (tumor/ kanker), serta adanya benda asing.

Pada dasarnya infeksi pada saluran reproduksi wanita dikelompokkan menjadi tiga golongan besar..

1. Non-penyakit hubungan seksual (Non-PHS)
ada beberapa infeksi non-PHS yang sering dialami wanita :

>> Vaginistis
penyebabnya adalah pertumbuhan bakteri normal yang berlebihan pada vagina. dengan gejala cairan vagina encer, berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk, vulva agak bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak nyaman, serta nyeri saat berhubungan seksual atau kencing.

>> Candidiasis
penyebabnya berasal dari jamur candida albican. gejalanya adalah keputihan berwarna putih susu, bergumpal seperti susu basi, gatal dan kemerahan di vagina dan sekitarnya.

>> Trichomoniasis
berasal dari parasit yang disebut trichomonas vaginalis. gejalanya keputihan berwarna kuning atau kehijauan, berbau dan berbusa, kecoklatan seperti susu ovaltin, biasanya disertai dengan gejala gatal di bagian labia mayora (bibir kemaluan), nyeri saat kencing, dan terkadang sakit pinggang

2. Penyakit hubungan seksual (PHS)
fungsi vagina sebagai alat untuk melakukan senggama terkadang mengalami pelecetan setiap kali melakukan senggama. vagina juga menampung air mani. adanya pelecetan kan kontak mukosa (selaputlendir) vagina dengan air mani merupakan pintu masuk mikroorganisme penyebab infeksi PHS.

3. Infeksi latrogenik
infeksi ini timbul jika penyebab infeksi (bakteri/ mikroorganisme lain) masuk melalui prosedur medis seperti haid, abortus yang disengaja, insersi IUD, saat melahirkan, infeksi pada saluran reproduksi bagian bawah yang terdorong sampai ke serviks atau sampai pada saluran reproduksi bagian atas.


B. Apa yang harus anda waspadai

apapun sebab dan jenisnya, keputihan merupakan tanda atau gejala adanya infeksi saluran reproduksi wanita yang dapat berakibat serius. jika terjadi pada wanita hamil dpat menular kepada bayi dalam kandungan. hal ini dapat menyebabkan terjadinya keguguran, cacat janin, lahir ptrematur, bahkan sampai kematian bayi. disamping itu, adanya PHS dapat menjadi faktor resiko tertularnya infeksi HIV.

C. Bagaimana cara menangani dan mencegahnya

* gunakan antiseptik yang sesuai/ dengan petunjuk dokter untuk memberihkan vagina dari lendir keputihan yang berlebihan
* lakukan perawatan dan pemeriksaan organ intim secara rutin minimal enam bulan sekali pada wanita yang pernah melakukan hubungan seksual
* lakukan pemeriksaan deteksi dini kemungkinan adanya kanker mulut rahim dengan tes uap/ pap smear setahun sekali.

Pada saat pemeriksaan, konsultasikan tentang keluhan yang dirasakan, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik umum dan lokal pada kelamin, diantaranya pemeriksaan laboraturium terhadap lendir vagina dan darah.


Lantas, mengapa keputihan bisa muncul? Ada empat hal yang menyebabkan keputihan. Pertama, konstitusional/kondisi tubuh. Misalnya, akibat penyakit kronis yang menahun. "Sebab, penyakit menahun bisa melemahkan daya tahan tubuh orang tersebut, sehingga menyebabkan keluarnya cairan keputihan secara berlebihan." Keputihan juga bisa terjadi pada wanita yang senantiasa tegang/stres dan astenia/kurus.

Kedua, kelainan endokrin/hormon. Misalnya, pada saat hamil, kan, terjadi perubahan hormonal; terjadi suasana asam jadi basa. Hal ini mengakibatkan banyak ibu hamil mendapat jamur. "Nah, kalau jamur ini tak segera diobati, ia bisa naik ke atas menyebabkan ketuban pecah dini."

Ketiga, infeksi. Sebagian besar karena infeksi dari macam-macam organ reproduksi. Bisa infeksi vulva, vagina, mulut rahim, selaput lendir rahim, dan saluran telur. "Semua infeksi itu memberikan gambaran berupa keputihan." Infeksi vulva umumnya disebabkan oleh kuman GO (gonorrhea/gonore), chlamydia, dan herpes simpleks. Infeksi lain disebabkan jamur/candida (candidiasis), bakteri (vaginosis ), dan parasit trichomonas vaginalis (trikomoniasis).

Keempat, sebab-sebab lain, misalnya, masuknya corpus alienum (benda asing). Benda asing ini bisa berupa apa saja; kondom, benang IUD yang tertinggal di dalam vagina, ada kelainan fistula akibat persalinan/tindakan operasi, ada hubungan antara reptum/tempat kotoran dengan vagina atau antara kandung kencing dengan vagina, serta karena tisu pembasuh. "Yang paling sering karena tisu." Hal ini karena wanita memiliki kebiasaan mengelap vagina dengan tisu setiap habis buang air kecil. Bila menggunakan tisu yang gampang hancur terkena air, maka saat mengelap akan ada sebagian tisu yang masuk ke dalam vagina. Lama-lama tisu ini akan menumpuk. "Saya pernah mengeluarkan endapan tisu sebesar bola pingpong, lo. Nah, endapan inilah yang menyebabkan keputihan."

PENCEGAHAN

Tentu saja bukan berarti keputihan tidak bisa dicegah, Bu. Justru pencegahan menjadi langkah terbaik. Yang utama dilakukan dengan menjaga kebersihan pribadi, terutama organ reproduksi. "Dengan membasuhnya secara bersih setiap kali habis ke belakang. Saat membasuh harus lihat-lihat juga kondisi air. Kalau kotor, ya, jangan dipaksakan. Sebab, air yang tak bersih bisa menyebabkan adanya kuman dan jamur yang akhirnya menimbulkan keputihan." Bila perlu basuh pakai tisu yang tidak mudah hancur.

Yang kedua, begitu ada keluhan keputihan di luar waktu yang alamiah, segera periksa ke dokter. Yang ketiga, sadari penuh bahwa keluarnya cairan itu memang wajar terjadi, terutama pada waktu-waktu tertentu. "Jangan justru menjadi gelisah. Karena adakalanya pada orang yang gelisah, stres, atau kecapekan, akan muncul keputihan."

Yang keempat, jangan memakai pakaian yang ketat. "Minimal tidak terlalu sering karena pakaian ketat hanya akan membuat suasana di daerah reproduksi menjadi lembab. Sementara kelembaban bisa membuat suasana asam menjadi basa. Selain itu, kelembaban juga bisa menjadi tempat bersemayamnya jamur dan kuman." Itulah mengapa, panty liner pun tidak disarankan digunakan terlalu sering. "Karena akan membuat vagina tambah lembab. Bukankah rambut-rambut di kemaluan mengeluarkan keringat atau kelenjar sebasea? Nah, kalau ditekan terus, maka akan tambah keluar keringat."

Yang tak kalah penting, kendati keluhan keputihan tidak muncul, kaum wanita tetap melakukan pemeriksaan pap smear secara berkala. "Minimal setahun sekali, terutama pada orang-orang yang telah menikah."

2 komentar: